Seperti biasa, pada waktu kita check out hotel – waktu keluar hotel – , untuk menuju Bandara Melbourne, saya memberi informasi, harap cek masing-masing bagasi, dikarena kita, setiap peserta mengambil dan menurunkan lagi ke bus. Maklum habis belanja di Victoria Market. Ok semua sudah periksa. Sekarang kita akan menuju Bandara.
Tiba di Bandara, masing-masing mengambil bagasinya, lalu tiba-tiba salah satu peserta berkata dengan nada kaget, “mana koper saya….mana koper saya” secara otomatis saya langsung mencarinya, mungkin saja kebawa dengan peserta lainnya. Lalu saya putuskan ayo semua langsung ke counter penerbangan, nanti di periksa lagi. Setelah diperiksa lagi bagasi tidak ada. Ayo sekarang semua check in dulu, untuk ambil boarding pass. Setelah semua prosedur selesai, saya mengajak semua peserta untuk masuk kedalam ruang keberangkat, saya dan peserta yang kopernya hilang, akan menuju kantor polisi, untuk membuat surat laporan kehilangan.
Lokasi kantor polisi cukup jauh dari tempat keberangkatan pesawat, ternyata di luar bandara, jalan kaki sekitar 20 menit. Waduh peserta ini sedang mengalami kaki sakit, karena sudah cukup tua dan harus di operasi dengkulnya, kata dia. Akhirnya tiba di kantor polisi untuk membuat surat laporan hilang, karena untuk keperluan asuransi. Setelah selesai harus kembali lagi, wah…..jalan lagi. Saya berusaha mencari taxi untuk menuju tempat keberangkat, namun semua sopir taxi tidak ingin membawa, dikarenakan terlalu dekat, dan ini adalah jalur antrian, dengan peraturan tidak boleh mengambil penumpang. Mau tidak mau, saya harus jalan kaki lagi.
Setiba di lokasi keberangkat, saya langsung menuju counter pesawat untuk meminta, kursi roda saja untuk tamu ini. Alhasil sudah beres, dan siap diantar sampai pintu pesawat. Tamu terus bercerita mengenai kopernya. Dia yakin masuk ke dalam bus, dan sedikit curiga dengan supir yang mengambilnya.
Tiba di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta – Indonesia. Saya informasikan kepada tamu ini, bahwa nanti saya akan urus asuransinya dan akan me-reck lagi keberadaan kopernya di Melbourne.
Dalam perjalanan pulang ke rumah saya, tiba-tiba saya mendapatkan telephone dari seorang wanita, yang berkata,” saya anaknya yang hilang koper, ingin mengetahui informasi keadaan koper itu,” dengan nada yang kurang baik alias kasar, kalau boleh dikatakan mirip dengan Debet Collector, dengan cacian dan makian, saya menerangkan kejadian itu, namun tetap semburan kata-katanya kurang enak, namun kalau saya beropini sendiri itu kurang benar.
Besok pagi saya mencoba memberikan nomor telp, anaknya yang hilang koper kepada teman saya, untuk berbicara dan menginformasikan mengenai kopernya si ibu. Benar dan tepat sekali, bahwa teman saya pun beropini yang sama. Maaf kita mengira anak ini seperti sakit dah !
Lalu rekan saya siap memproses ke pihak asuransi. Kita menunggu informasi lebih lanjut dari pihak asuransi dan juga pihak hotel di Melbourne.
Ternyata, anaknya yang punya koper, terus menelphone, secara berkala, untuk menanyakan kopernya dan penuh dengan ancaman dan caci makinya mengenai koper yang hilang dan mau memperkarakan ke hukum, saya hanya mendengarkan, dan saya benar-benar berharap bahwa koper diketemukan.
Beberapa minggu berlalu, proses asuransi mendapat informasi, bahwa mendapat uang kembali dalam USD dollar, dan di konversikan kedalam rupiah, kalau saya boleh katakan itu cukup besar, karena melebih dari nilai yang hilang.
Beberapa hari setelah itu, saya mendapatkan informasi bahwa koper diketemukan di reception. Wah hati saya senang sekali. Untuk dapat menginformasikan kepada peserta saya, bukan itu saja, Saya ingin memberitahukan “sebenarnya mama elu yang salah” seperti rasa tidak sopan itu hanya terlintas di pikiran saya, untuk mengungkapkan dengan cara yang halus. Benar aja saya informasikan kepada anak yang punya koper, malah di serang balik, “emang kamu anggap mama saya pikun” nah hehehhee.
Sekarang peserta saya senang, uang dapat dari asuransi, koper diketemukan dan dikirim ke Jakarta. Satu lagi anak bisa melampiaskan kekesalan dirinya kesaya. Mungkin anaknya ada masalah batin, jadi ungkapan dan perkataan yang pedas dapat membuat dia nyaman.
Ya, peserta selalu benar. Tapi ingat bila ada peserta berkata-kata “Puji Tuhan dan Tuhan sana dan Tuhan Sini” Namun alhasil kebenarnya tidak melakukan hal yang benar. Seharusnya dia kembali uang asuransinya karena kopernya sudah ketemu.
Kilas:
01. Melakukan tugas utama, mengantar ke Group Check in Counter.
02. Membuat laporan polisi, yang digunakan untuk klaim asuransi
03. Selalu siap menghadapi keluhan peserta dan juga orang lain
04. Terus memonitor, keberadaan bagasi dan juga klaim asuransi