Tidak jauh dari Ibukota Jakarta arah ke Kota Bogor, lalu melintasi Perumahan Nirwarna Residance – Mulyaharja, Bogor Selatan. Masuk jalan desa nan sempit, jalur perlintasan padat sekali dengan kendaraan umum, mobil, juga motor. Lintasan terus menanjak ayunan sepeda harus terus digowes.
Naik sepeda merupakan pengalaman yang berbeda, untuk menuju Curug Nangka dengan ketinggian sekitar 800 an meter dari permukaan laut, saya dan teman-teman saya seperti biasa melakukan jalan yang menanjak. Jalan menanjak bersepeda itu makin seru dan tantangan, menurut saya.
Curug Nangka berada di Kaki Gunung Salak yang memiliki ketinggian 7,254 M. Curug yang berarti Air Terjun dalam Bahasa Indonesia dan Nangka adalah nama Buah Nangka. Namun sayang saya tidak menemukan Pohon Nangka di sana.
Dalam perjalanan menuju Curug Nangka, kita juga disajikan pemandangan alam Gunung Salak yang indah, sepanjang saya mengowes sepeda, hanya bersepedalah kita dapat menyimak keadaan alam yang cukup nikmat menurut pandangan mata, kalau naik keadaraan, tidak seindah memandang dengan naik sepeda.
Setelah sesampai di daerah Curug Nangka, lebih menakjubkan lagi hamparan Pohon Pinus sepanjang jalan bersepeda. Ini dapat membuat pernapasan menjadi jernih, seperti di daur ulang. Kalau lebih tinggi lagi, tanpa mengunakan sepeda, harus berjalan kaki menuju ke atas sedikit kita akan benar-benar merasakan Hutan Pohon Pinus yang sejak.
Tiba di pintu masuk, Curug Nangka, terdapat banyak rumah makan yang menyajikan makanan khas Sunda, Souvenir juga Pakaian. Saya dan teman-teman saya makan siang terlebih dahulu, sebelum menyelusuri perjalanan menuju Curug Nangka. Suasana rumah makan enak dan nyaman, jadi bisa lesehan untuk rileks sebentar. Kebetulan rumah makan memperbolehkan menitipkan sepeda saya. Atau bisa juga titip ke tukang parkir.
Perut sudah terisi, mulai melakukan perjalanan menuju Air Terjun, dalam perjalanan stop bentar, untuk mengabadikan pemandang dengan mengunakan Drone, namun sayang drone tidak bisa terbang tinggi, dikarena signal GPS tidak bisa terhubung, sayang sekali dah !
Sekarang memulai menyelusuri aliran sungai, untuk menuju Air Terjun, sepatu di lepas, jalan mulai licin dan kaki terasa di pijit-pijit oleh batu, karena tanpa alas kaki. Lompatan antara batu ke batu harus benar benar tepat, kalau terkena batu licin bisa terjatuh. sekitar 30 meter, tampaklah Air Terjun nya yang indah sekali dan hawa yang mantap. Impian ke Curug Nangka sudah tercapai, akhirnya.
Setelah menikmati keindahan Air Terjun, sekarang waktu kembali ke rumah makan yang saya titipkan sepeda. Untuk bersepeda menuju Villa, tempat saya menginap satu malam. Perjalanan hari ini yang menyenangkan dan luar biasa. Tiba saat untuk santai……